Produksi Mebel Kembali Bergairah, Pengrajin Ini Pasarkan Model Minimalis

GOWA, MEDIATA.ID — Virus corono menjadi pukulan berat bagi pelaku usaha. Bertahan untuk tetap produksi di tengah masa pandemi sangatlah terasa berat. Penjualan menurun. Beban produksi tinggi, diikuti kemampuan membayar upah yang rendah.

Bagi pengrajin mebel, masa-masa pandemi covid19 merupakan masa yang sulit untuk tetap bertahan. Produksi menurun. Barang yang telah selesai belum menemukan pasar.

Seperti dikatakan pengrajin mebel Azis dg Serre, penjualan mebel masa pandemi virus corona sangatlah sulit. Pendapatan menurun menyebabkan ketidakmampuan usahanya membayar karyawan. Alhasil, beberapa orang karyawan terpaksa dirumahkan.

“Normalnya sebelum virus corona, usaha kami ini masih mampu menjual kisaran 10-12 unit per bulan. Bagi kami, ini sudah enaklah keuntungan. Apalagi bisa sampai 20an per bulan sudah lumayan keuntungannya pak,” kata Azis dg Serre, di rumah produksinya, 7 September 2021.

Di tempat produksi atau workshopnya ini, pengrajin mebel di Dusun Tombolo Desa Jenetallasa Kabupaten Gowa, Sulsel ini memproduksi beragam furniture kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup.

Pengakuannya, masa normal, Aziz dg Serre banyak menerima pesan kursi teras, meja, lemari pakaian dan lemari kabinet, kitchen set, ranjang tempat tidur dan banyak lagi kebutuhan properti rumah tangga.

Diapun bercerita, masa sebelum corona, beberapa kali rumah produksi mebel miliknya mendapatkan order untuk mengiri furniture kamar kos untuk mahasiswa. Jumlahnya capai puluhan kamar biasa diordernya.

“Waktu masih orang masuk sekolah, saya biasa dapat order untuk furniture kamar kos. Kalau tidak salah kos untuk mahasiswa dan karyawan. Waktu itu pesarannya ranjang tempat tidur, lemari dan kursi teras. Jumlahnya banyak,” kata Azis.

Namun sekarang, lanjut Azis Dg Serre, perekenomian sudah mulai berangsur-angsur membaik. Kini usaha mebelnya tersebut kembali lagi produksi kerajinan furniter. Dengan perlahan-lahan dirinya sementara waktu dibantu dua orang keluarganya mulai memproduksi furniture model masa terbaru dengan konsep minimalis.

“Selama kami berhenti produksi, kami belajar model-model baru yang disenangi pasar masa kini. Tetap menggunakan teknik lokal, tetapi ada konsep atau model terbaru yang disenangi anak muda masa kini,” katanya.

Bila berkunjung ke rumah produksi mebelnya, di dusun Tombolo, Jenetallasa, Gowa, Azis dg Serre memajang beragam hasil kerajinan furniture terbarunya. Banyak yang telah diantarkan ke pemeran dan pembeli. Sebagian haril kerajinannya terpajang untuk display / pajangan untuk dijual.

Menurutnya, ditengah gempuran produk furniture dari dalam dan luar negeri, bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Pasalnya, akal sehat Azis dg Serre, masuknya produk dari luar negeri akan menambah semangat usaha mebel. Sehingga konsumen bisa menilai, meneliti sebelum membeli.

“Bagi kami, semakin banyak produk mebel di pasar, semakin bagus. Itu akan menggairahkan pasar mebel di tanah air. Bagi kami, usaha mebel kami memberikan yang terbaik dan terpuas. Kami ingin pembeli kami merasa senang dan puas dengan kerajinan kami. Sehingga kami merasa termotivasi untuk lebih baik,” kata Azis.

Diakhir kalimatnya tentang harapannya agar usaha miliknya kembali normal, Azis Dg Sanre menyelipkan pesan khusus untuk masyarakat, khususnya konsumennya. Dirinya berpesan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan 5 M dan segera vaksin bagi yang belum.

“Biarpun bagaimana kita ingin pandemi ini segera berakhir pak. Kondisi normal kembali. Cara apa?, ya patuhi protokol kesehatan. Dan vaksin ki supaya penyakit ini berkurang. Kalau orang-orang sehat mi semua, otomatis usaha akan jalan, otomatis ekonomi bagus, usaha kami pasti akan ikut bagus,” katanya.

Mengenai usaha mebelnya, kini mengikuti konsep atau model terbaru demi bisa merebut pasar, pengusaha Mebel Azis Dg Sanre gembira karena sekarang didampingi salah seorang akademisi/dosen Wirausaha Unismuh Makassar Ismail Rasulong.

Memperkenalkan rumah produksi mebelnya, Azis Dg Sanre turut memperkenalkan Ismail Rasulong sebagai konsultan pendamping usaha mebelnya.

Dilokasi tersebut, Ismail Rasulong mengatakan, dirinya tak ingin disebut sebagai konsultan, hanya sebagai pendamping pemberdayaan wirausaha untuk usaha kecil dan mikro.

“Sebenarnya saya ini hanya pemantik saja untuk pelaku UKM lokal. Ilmu dan pengalaman mendampingi di aplikasikan ke masyarakat. Dan sekaligus menjadi bagian dari kegiatan pengabdian pada masyarakat. Insya Allah saya siap kolaborasi dengan pelaku UKM sebagai bagian dari konsen saya selama ini”. kata Ismail Rasulong yang juga Direktur Global Synergi Preneurindo itu.

Lebih lanjut Ismail mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 ini memang banyak memukul pelaku UKM, menurunnya daya beli tentu saja menjadi kendala utama. Yang bisa bertahan adalah mereka yang cepat beradaptasi dengan kondisi saat ini, itu berarti dibutuhkan kreasi yang inovatif. Jika sebelumnya menunggu bola, sekarang harus menjemput bola dengan memanfaatkan digital marketing. (*)

Comment