MAKASSAR, MEDIATA.id— Upaya untuk menciptakan lebih banyak wirausahawan baru di tengah-tengah masyarakat harus didukung melalui skema kegiatan yang lebih riil, massif dan terukur.
“Oleh karena itu, dua institusi Pendidikan tinggi yaitu Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar menggagas pelaksanaan kerjasama untuk coaching dan mentoring bisnis, baik di kalangan mahasiswa maupun kelompok pemuda di wilayah perdesaan.
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Agreement) antara kedua institusi tersebut dilakukan di ruang rapat pimpinan FEB Unismuh Makassar tanggal 04 Desember 2019 oleh Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta Dr. Mukhaer Pakkanna dengan Dekan FEB Unismuh Makassar Ismail Rasulong, SE, MM. Item kegiatan yang akan dikerjasamakan meliputi pelatihan start up bisnis, pendampingan mahasiswa, dan joint expo technopreneurship.
Rector ITB Ahmad Dahlan, Dr. Mukhaer Pakkanna yang juga Ketua Asosiasi FEB Perguruan Tinggi Muhammadiyah mengungkapkan Pengembangan socio-technopreneur bermakna menjadikan mahasiswa bahkan kaum muda di masyarakat memiliki jiwa mandiri, jiwa entrepreneur yg berbasis pemanfaatan teknologi digital.
Namun, jiwa itu harus disifati spirit sosial yaitu spirit kerjasama, kolaborasi, berjamaah, dan memiliki jiwa advokasi dan pemberdayaan.
Oleh karena itu Pihak ITB Ahmad Dahlan Jakarta siap kerjasama dlm memberikan bekal kepada mahasiswa dan kaum muda termasuk para alumni perguruan tinggi dalam rangka melahirkan lebih banyak generasi entrepreneurs.
Sementara itu, Dekan FEB Unismuh Makassar Ismail Rasulong mengungkapkan kerjasama yang dilaksanakan ini mengingat kedua institusi memiliki visi yang sama untuk mengembangkan kewirausahaan, tidak hanya di kalangan mahasiswa tetapi menjangkau lebih jauh melalui kerjasama dengan pemerintah daerah pada bidang pengabdian masyarakat, khususnya pengembangan bisnis UMKM berbasis teknologi.
Sinergi yang dilakukan diharapkan dapat saling menguatkan, apalagi ITB Ahmad Dahlan memang spesifikasinya ke pengembangan socio-technopreneurship. (*)
Comment